Monday, 11 March 2024
Written by Admin Akademi Psikoterapi
Expertise by Danang Baskoro, M.Psi., Psikolog
Pada dasarnya semua teknik terapi bertujuan untuk memberikan perubahan di tingkat bawah sadar. Theodore Baber, seorang Psikolog, mengatakan bahwa setiap bentuk terapi akan secara langsung melibatkan Hipnosis, hanya memang dalam pelaksanaan masing-masing ahli mempunyai nama istilahnya sendiri-sendiri.
Terapi behavior misalnya menggunakan penjadwalan yang konsisten untuk membentuk perilaku agar menetap. Pemberian reward dan punishment untuk menciptakan emotional intens memudahkan terjadinya perilaku tertentu secara konsisten.
Terapi kognitif juga sama. Melakukan dialog antar pikiran, mengenali dampak pikiran terhadap emosi, melatih pikiran yang memberdayakan terus-menerus hingga akhirnya seseorang terbiasa berpikir secara baik.
Bapak Psikologi Kognitif, Beck dalam terapinya memang mengatakan ia tidak pernah melakukan hipnoterapi dalam praktiknya, namun tidak menyangkal jika ia memandu kliennya untuk menutup mata, merilekskan diri dan membayangkan dirinya berhasil melakukan perilaku baru. Teknik ini ia namakan Success Imagery, dalam Hipnoterapi bernama Future Pace.
Begitu pula kalangan Rogerian Person-Centered Therapy, proses dimana klien mengeksplorasi ideal selfnya dengan memasuki kesadaran dalam dirinya yang lebih dalam agar “sumberdaya” yang dimilikinya dapat diajak komunikasi.
Dalam Psikoanalisa, dikenal dengan Free Association, menyebut beberapa kata atau kalimat yang terlintas dipikiran klien secara bebas. Mengangkat pikiran-pikiran yang di “tekan” dibawah sadar, sehingga klien dapat memahami di ranah pikiran sadarnya.
Apakah anda mendapatkan kesamaan satu dengan yang lain? Yah..kondisi relaks dan atensi yang terarah…hal ini akan membuat keadaan pikiran “TRANCE”….(meskipun pemakaian induksi adalah non formal)
Trance sendiri adalah istilah dalam hipnoterapi yang menggambarkan pergeseran kesadaran yang dipengaruhi gelombang beta aktif kepada kesadaran yang dipengaruhi kesadaran alpha aktif bahkan tetha aktif. Level kedalaman trance ini dimulai dengan level Hypnoidal, Level Medium, Full Somnambulism, dan Level Profound Somnambulism. Semakin dalam kesadaran, maka semakin mudah pula mengakses pikiran terdalam dan emosi yang mempengaruhi sebuah simtom.
Saya pribadi berpendapat bahwa Hipnosis itu sendiri bukanlah sebuah terapi, namun lebih kepada suatu keadaan mental yang memungkinkan terjadinya perubahan secara lebih mudah, karena kita berbicara berdasarkan trance logic (logika bawah sadar) bukan logika pikiran sadar yang terkadang dipenuhi ego defence mechanism.
Oleh karena Hipnosis hanyalah sebuah keadaan, maka yang lebih penting dari semua ini adalah orang yang menjalankannya. Apakah menguasai ilmu psikologi dengan benar atau kurang?! Jika beberapa (bahkan banyak) orang yang tidak memiliki latar belakang psikologi saja bisa menjalankan hipnoterapi dengan sangat baik untuk kliennya, apalagi yang memiliki pendidikan professional psikologi.
Tentu saja beberapa kasus pastinya kita perlu melakukan konseling untuk menemani pertumbuhan pribadi klien kita.
Saya memahami kenapa banyak orang mengalamI miskonsepsi terhadap hipnoterapi. Hal ini karena banyaknya media yang menggambarkan hipnoterapi secara salah, yang hanya dengan “jentikan jari” tiba-tiba seseorang bisa sembuh.
Hipnoterapi bukan segalanya, tapi akan sangat membantu kita mengatasi kasus-kasus sulit.
Regard,
Danang Baskoro, M.Psi., Psikolog