HIPNOTERAPI UNTUK LANGSING

Monday, 11 March 2024
Written by Admin Akademi Psikoterapi
Expertise by Danang Baskoro, M.Psi., Psikolog

Beberapa waktu yang lalu, saya mendapat klien yang ingin mengurangi berat badannya. Sebutlah namanya Bu Nami.

Sebelumnya ia menghubungi saya melalui whatsApp dan mengeluhkan berat badannya yang terlalu besar. Dari bahasanya saya menduga-duga bahwa ibu Nami sangat ingin menurunkan badannya dengan segera.

Saya memang bukan pegiat kebugaran tubuh, trainer fitnes atau konsultan gizi, tapi saya memahami ada hubungan yang sangat kuat antara pikiran dan fisik, sehingga saya mengiyakan ketika Bu Nami meminta saya membantunya dengan metode hipnosis.

Selama sesi wawancara saya bertanya kepadanya, apakah ia pernah melakukan usaha-usaha sebelumnya terkait penurunan berat badan? dan ia menjawab "pernah".

Dua tahun yang lalu ia pernah mengikuti program diet dari dokter dengan biaya yang tidak murah, ia juga melakukan fitnes secara rutin, dan beberapa bulan berikutnya ia dapat mengurangi berat badannya hingga tubuhnya menjadi langsing.

Awalnya ia senang dengan pencapaiannya, akan tetapi ia mulai gerah dengan pendapat orang-orang yang ada disekitarnya, seperti tetangga dan teman-temannya.

Mereka berkomentar dan bertanya kepada Bu Nami, kenapa tubuhnya menjadi kurus? apakah karena bermasalah dengan suami? bahkan ada temannya yang membercandainya kalau bu Nami mungkin punya laki-laki simpanan sehingga menjaga penampilannya ...

Ternyata hal ini membuat Bu Nami tersinggung dan marah dengan dirinya sendiri. Ia sudah capek-capek diet, tapi ternyata malah mendapat respon yang tidak ia harapkan.

Semenjak saat itu Bu Nami malas untuk diet.

Nah! dari sini saya mendapatkan data yang penting. Ada perasaan/emosi yang "bermain" dalam naiknya berat badan Bu Nami.

Saya curiga emosi inilah yang mengendalikan pola makannya selama ini. Dan .... dugaan saya memang benar ....

Ketika saya gali lebih dalam lagi ...

Ketika layer demi layer terbuka ... singkat cerita saya menemukan ada banyak emosi negatif yang tersimpan dalam diri Bu Nami. Salah satunya adalah emosi marah.

Dan ketika saya ulik lebih dalam lagi akhirnya keluarlah cerita tentang masa kecilnya yang sering diperlakukan kasar oleh ibunya, baik secara verbal maupun fisik. Karena seringnya ia diperlakukan seperti itu, Bu Nami kecil tumbuh dengan perasaan takut, cemas dan merasa di tolak.

Kondisi inilah yang membuat Bu Nami seringkali ada di Mode Flight or Fight, alias mode bertahan. Didalam ingatannya, masih sering muncul bayangan-bayangan masa lalu yang menyakitkan, dan ketika hal ini teringat, maka otak Bu Nami membacanya sebagai suatu sinyal bahaya. Inilah yang membuatnya mudah tersingguh dan marah jika ada orang yang mengejeknya. Karena ejekan itu mengingatkannya pada ingatan-ingatan traumatiknya dulu, meskipun toh Bu Nami tidak sadar.

Emosi yang tidak stabil ini yang Bu Nami redakan dengan makan. Ketika ia makan, maka kecemasan-kecemasannya bisa teralihkan. Namun celakanya ternyata cara itu membuat berat tubuhnya semakin naik.

Untuk itulah kemudian saya membantu membersihkan emosi Bu Nami dengan menggunakan Hipnoterapi. Saya menggunakan regresi usia untuk menemukan dan teknik tertentu untuk menyelesaikan unfinished bussines didalam pikirannya.

Setelah sekitar 1 jam terapi selesai. Namun saya terkejut, bahwa setelah bangun tubuhnya merasa sakit semua, seperti dipukuli oleh ibunya dulu. Hal semacam ini beberapa kali saya jumpai pada klien yang mengalami kekerasan fisik, dimana ketika mereka dilakukan regresi ternyata tidak hanya ingatan otak saja yang muncul, akan tetapi juga ingatan tubuhnya yang menyimpan rasa sakit juga muncul.

Meski begitu Bu Nami mengatakan bahwa perasaannya sangat baik dan ringan. Keesokan harinya Bu Nami mengatakan ia jadi menikmati istirahatnya seharian karena merasa tidak pernah serileks ini.

Setelah emosi "dibereskan", terapi dilanjutkan dengan mentoring oleh rekan saya selama beberapa pekan untuk mengelola pola makannya.

Banyak orang yang dengan disiplin melakukan diet dan aktifitas yang membuatnya langsing dalam beberapa waktu, namun ternyata berat badannya naik lagi setelahnya.

Apa yang terjadi? besar kemungkinan karena ada stress yang tak terlihat, atau mungkin juga masih menyimpan trauma dan dendam pada seseorang atau peristiwa .... yang masih belum ia mau lepaskan ...



Regard,
Danang Baskoro, M.Psi., Psikolog

Artikel Terkait

Selalu ada artikel menarik di Akademi Psikoterapi untuk anda