Friday, 05 July 2024
Written by Admin Akademi Psikoterapi
Expertise by Danang Baskoro, M.Psi., Psikolog
Empati adalah kemampuan untuk memahami dan merasakan apa yang dirasakan orang lain, dan ini merupakan elemen kunci dalam praktik psikoterapi yang efektif. Salah satu penemuan penting dalam ilmu saraf yang membantu kita memahami dasar biologis dari empati adalah keberadaan sel cermin (mirror neurons). Sel cermin adalah jenis neuron yang aktif baik ketika seseorang melakukan suatu tindakan maupun ketika mereka mengamati orang lain melakukan tindakan yang sama. Penemuan ini memberikan wawasan tentang bagaimana kita dapat mengalami dan memahami emosi serta tindakan orang lain melalui proses refleksi neurologis.
Sel cermin pertama kali ditemukan oleh sekelompok peneliti di Universitas Parma, Italia, pada tahun 1990-an. Mereka menemukan bahwa neuron ini tidak hanya merespons tindakan yang dilakukan oleh individu itu sendiri, tetapi juga ketika individu tersebut mengamati orang lain melakukan tindakan yang sama. Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa sel cermin berperan penting dalam proses kognitif yang mendasar, seperti peniruan, pembelajaran sosial, dan empati. Neuron ini memungkinkan kita untuk secara langsung "merasa" dan "mengalami" apa yang dirasakan oleh orang lain, yang merupakan dasar dari kemampuan empati.
Penelitian menunjukkan bahwa sel cermin berperan penting dalam kemampuan kita untuk memahami dan merasakan emosi orang lain. Studi menemukan bahwa ketika kita melihat seseorang mengekspresikan emosi tertentu, sel cermin di otak kita aktif dengan cara yang sama seperti jika kita mengalami emosi tersebut secara langsung. Data ini mengindikasikan bahwa empati mungkin didukung oleh mekanisme neurologis yang memungkinkan kita untuk "meniru" emosi orang lain di otak kita sendiri, memberikan dasar biologis untuk pengalaman empatik.
Kemampuan empati yang mendalam sangat penting bagi psikoterapis karena memungkinkan mereka untuk lebih memahami pengalaman emosional klien. Ketika seorang psikoterapis dapat merasakan dan memahami apa yang dirasakan oleh klien, mereka dapat memberikan dukungan yang lebih berarti dan relevan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan efektivitas terapi. Empati juga membantu membangun hubungan terapeutik yang kuat dan penuh kepercayaan, yang merupakan faktor penting dalam proses penyembuhan.
Penelitian menunjukkan bahwa empati melibatkan beberapa proses neurologis dan kognitif yang kompleks, termasuk aktivasi sel cermin. Ditemukan bahwa ketika individu mengamati atau membayangkan orang lain yang mengalami rasa sakit atau kesedihan, area otak yang terkait dengan empati dan proses emosi, seperti korteks cingulate anterior dan insula juga ikut aktif. Aktivasi ini mencerminkan keterlibatan sel cermin dalam proses empatik dan menunjukkan bagaimana otak membuat kita berempati dengan pengalaman emosional orang lain.
Sel cermin juga berkontribusi pada kemampuan psikoterapis untuk memahami dan menginterpretasikan komunikasi nonverbal klien. Banyak dari emosi dan perasaan yang dialami klien diekspresikan melalui isyarat nonverbal, seperti ekspresi wajah, postur, dan gerakan tubuh. Dengan kemampuan untuk "meniru" dan merasakan emosi ini melalui sel cermin, psikoterapis dapat lebih baik memahami apa yang sebenarnya dirasakan oleh klien dan memberikan respon yang lebih tepat dan mendukung.
Empati adalah elemen kunci dalam praktik psikoterapi yang efektif, dan penemuan tentang sel cermin memberikan wawasan penting tentang dasar biologis dari kemampuan ini. Dengan memahami dan merasakan emosi klien melalui aktivasi sel cermin, psikoterapis dapat memberikan dukungan yang lebih berarti dan efektif, meningkatkan hubungan terapeutik, dan membantu klien mencapai hasil terapi yang lebih baik. Pemahaman yang lebih dalam tentang peran sel cermin dalam empati tidak hanya memperkaya praktik psikoterapi tetapi juga membantu dalam mendukung dan memfasilitasi pemulihan yang lebih baik bagi klien yang mengalami kesulitan emosional.
Regard,
Danang Baskoro, M.Psi., Psikolog